Sabtu, 11 September 2010

Keheningan


Air mata yang bercucuran, terbendung dalam sakitnya hati. Rasa sakit yang membunuh, layaknya tubuh yang terbakar api yang ganas. Hujan yang bercucuran air mata, layaknya aku yang menangisi kesalahan. Aku bagaikan angin yang berhembus tanpa arah dan tidak ada tujuan. Yang ada hanyalah air yang mengalir terbawa arus yang deras. Tidak ada sesuatu hal yang dapat mengembalikan semua, seandainya aku tak berpikir bodoh semua ini tak akan ada. Tidak ada artinya aku melakukan sesuatu, layaknya harapan kosong yang tidak terisi oleh apapun. Mungkin semua ini tak akan kembali, seperti lilin yang pudar dan padam.

0 komentar: